ILMU YANG BERMANFAAT ADALAH SALAH SATU AMAL JARIAH KITA

Senin, 31 Desember 2012

BBM Naik, Masyarakat Menjerit, Lebih Baik Aku Hidup di Zaman Suharto!!





Biarkan pemerintahan pah Harto otoriter, gak apa-apa pak Suharto korupsi, yang penting kami MAKMUR. Ungkap seorang ibu rumah tangga yang sedang antri di SPBU untuk mengisi sepeda motornya.

Pemerintahan Suharto memang dikenal dengan keotoriterannya, di zaman 1980-an, bisa dibilang tidak ada partai politik yang berani bersaing dengan politiknya pak Harto.

Keotoriterannya sangat dikenal, bahkan sampai keujung dunia. Kekorupsiannya sangat tidak ternilai, bahkan ada selogan yang mengatankan, korupsinya pak Harto tidak akan habis sampai 7 keturunan. Tetapi lihatlah ucapan ibu rumah tangga diatas, “ lebih baik aku hidup dizaman Suharto”.

Di zaman pemerintahanya pak Suharto, tidak ada yang namanya rakyat berdemon dengan tema menurunkan HARGA. Turunkan harga ini, turunkan harga itu, harga ini dan itu. Tidak ada rakyat berdemon seperti ini di zaman Suharto. Direzim Suharto adalah masa kemakmuran rakyat Indonesia, dari segi pelayanan bahan bakunya.

Ingat sekali, ketika di suruh oleh ibu saya untuk membeli minyak tanah di warung buk jumi’. Ketika itu, hanya dengan Rp 500 saja saya sudah mendapatkan minyak tanah perliternya.
Tapi lihat harga minyak tanah sekarang, WAW Rp 11000 men, dan saya juga ingat sekali, ketika naik angkot untuk pergi ke sekolah, ongkosnya hanya Rp 100. Kira-kira berapa ya harga BBM waktu itu ?

Biarkan pak Suharto Otoriter, biarkan pak Harto korupsi yang penting rakyat tetap makmur.

Sangat tidak salah ucapan ibu ini, karena memang hal yang di inginkan masyarakat dari suatu pemerintahan adalah kemakmuran.

Biarkan pak Suharto otoriter karena keotoriteranya adalah baik untuk masyarakat, biarkan pak Harto korupsi tetapi yang korupsi adalah dia sendiri.

Lihat pemerintahan sekarang, rezim yang mengimbel-imbelkan slogan,” SUARA RAKYAT SUARA TUHAN “. Tapi kenyataannya suara jeritan rakyat saja tidak di dengar. Direzim Suharto yang korupsi adalah Suharto sendiri. Direzim sekarang segala pemimpin dari tingkat pemimpin RT sampai tingkat pemimpin teratas selalu berusaha untuk mencari sela-sela untuk berkorupsi.

Sekarang mahasiswa dan rakyat menjerit-jerit agar pemerintah tidak memilih jalan dengan menaikan BBM untuk menutup devisit yang di alami indinesia. Dengan naiknya BBM, maka secara otomatis harga seluruh kebutuhan masyarakat juga akan naik, karena BBM adalah tolak ukur segala nilai harga bahan-bahan pokok di Indonesia.

Si Ibu antrian motor di POM bensin, juga menitip kesan dan pesan kepada sang pemimpin di indonesia.

sekarang harga beras per liternya Rp 10.000, berarti saya harus mengurangi porsi makan saya yang setengah piring menjadi 1/4 piring. Trimakasi bapak-bapak yang duduk di kursi panas tapi dingin, karena telah melatih saya menjadi orang yang sabar dan tabah dengan menaikan harga BBM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar