Setiap muslim adalah aktivis dan aktivis
adalah Da’I, Da’i adalah yang berdakwah menjalankan tugas penuh kemuliaan,
meneruskan tugas dan misi kerasulan dengan iklas yang hanya mengharapkan ridho
Allah. Dalam mensiar dan membela agama Allah yang pastinya disesuaikan dahulu
dengan situasi dan kondisi yang sesuai dengan kemajuan zaman, karena memang islam dan Al Qur’an ada untuk setiap zaman. Qs
attaubah 112 “ mereka adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji
Allah, mengembara (demi agama Allah). Rukuk, sujud, menyeru, berbuat yang
makruf dan mencegah yang munkar, yang memelihara hukum Allah dan menggembirakan
orang-orang yang beriman.
Dengan berintegrasi dengan Al qur’an, menjadikan al qur’an proyek seumur hidup dengan cara mempelajari, memahami, menghafal dan mengamalkannya, secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan. Dan Allah menyatakan dan menjamin Qs Al qomar 17 “ dan Allah telah menjadikan al qur’an sebagai peringatan. Adakah mereka yang mengambil sebagai pelajaran”.
Dengan berintegrasi dengan Al qur’an, menjadikan al qur’an proyek seumur hidup dengan cara mempelajari, memahami, menghafal dan mengamalkannya, secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan. Dan Allah menyatakan dan menjamin Qs Al qomar 17 “ dan Allah telah menjadikan al qur’an sebagai peringatan. Adakah mereka yang mengambil sebagai pelajaran”.
Bagi seorang da’i Al qur’an adalah kitab
suci wahyu Allah, pedoman dalam hidup dan kehidupan yang dapat menuju
keberhasilan, keselamatan, kemuliaan, kejayaan dan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Mengenai kebutuhan keduniaan
(materi) baginya hanyalah no dua, seorang da’I sangatlah meyakini bahwa Allah
SWT pasti melindungi dan membantunnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Sebagaimana janji Allah kepada hambannya
yang berjuang di jalan-Nya “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” Al Maidah 35. Dan ingat karena Al qur’an jugalah kita
akan mengalami kehancuran, kehinaan, kesengsaraan dunia dan akhirat yang akan di dapatkan apabila berani menyampingkan
dan membelakanginya. (ayat azab menyampingkan alquran)
Bekal-bekal Da’i
v
Mensucikan Diri Berakhlak Mulia dengan membersihkan,
menjahui dan mengilangkan bebagai penyakit hati seperti ;
·
Penyakit Cinta dunia
Mencurahkan dan
menghabiskan waktu dengan berbagai aktivitas yang jauh dari kegiatan ibadah
hanya untuk keduniaan semata. Disadari tanpa disadari menghalalkan berbagai
cara demi mencapai tujuan bahkan menjadikan dalil Al Qur’an dan Sunah
Rasullullah hanya untuk menghiasi bahasa lidah menuju wujud busuk si tuhan yang
bernama hawa nafsu. Qs ala’raf 27 “ sesungguhnya kami telah menjadikan
syetan-syetan itu pemimpin bagi orang-orang yang tak beriman”.
·
Nafs yang tak
terkendali
Pancaran cahaya
iman sebagai mukmin yang berada dalam qalb (hati bagian paling dalam) tanpa
petunjuk dan hidaya Allah akan redup dan gelap karena tertutupi oleh tirai-tirai
kemusyrikan diselubungi dan di selimuti
awan kabut kemunafikan yang ditaburi oleh debu-debu kemaksiatan. Sehingga
pancaran cahaya iman, sumber segala kebenaran pada jalan Allah tidak dapat
menyatu dengan cahaya islam, cahaya islam padam dan yang tinggal hanyalah
sebagai islam KTP, Qs an-naziat 40-41 “apakah engkau telah memperhatikan
orang-orang yang telah menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya”.
Menghilangkan dua penyakit hati ini obatnya tiada lain hanya
petunjuk dan hidaya Allah Qs al anfal 24 “ bahwa sesungguhnya Allah membatasi
antara manusia dan hati”. Agar Allah membukakan pintu hati sehingga dapat
memancarkan cahaya iman dengan terang benerang di dalam hati kita tiada lain
hanyalah dengan melakukan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya,
sehingga kemudian seorang hamba menjadi muslim yang beriman dan beramal shalih
dalam menuju dan mencapai taqwa. Sebagai pucian Allah kepada hambanya, Allah menyatakan
dalam Qs Ali Imran 110…
v
Mengenal dan Mengkaji diri,
“juga pada diri
kalian (terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan) apakah kalian tidak melihat (qs
al dzariat 21)”. Rasullullah SAW bersabda
siapa yang mengenal dirinya niscaya ia mengenal Tuhannya. Mengenal jati
diri sangatlah penting bagi seorang da’I dengan mengenal kemampuan dan
kelemahan diri sendiri akan dapat memperkuat iman terhadap Allah SWT bahwa
segala sesuatu itu terwujud atas kehendak Allah.
·
Siapa Aku
Aku adalah hamba
Allah yang hanya mengabdi, mengabdi dan mengabdi kepada Allah SWT. Hidup
seorang da’I selalu menjadikan setiap nafasnya, setiap ucapannya dan setiap
tetesan keringatnya hanyalah bertujuan menegakkan agama Allah SWT. Da’I selalu
menjaga setiap aktivitasnya selama 24 jam ini hanya untuk melakukan hal-hal
yang bernilai ibadah di mata Alla SWT. Kenikmatan sejati bagi seorang da’I
ialah ketika ia dapat memberikan manfaat bagai masyarakat dan dapat mensiarkan
islam dihadapan masyarakat.
·
Bagaimana Aku
Barang siapa
berpegang teguh kepada agama Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk
(Allah) kepada jalan yang lurus, ali imron 101. Cobaan dan rintangan memang
pasti selalu datang kepada seseorang
yang sedang berjuang di jalan-Nya. Allah memberikan cobaan kepada hambanya bukan
berarti Ia murka/mempersulit hamba-hamba yang sedang berjuang, melainkan ia
memberikan cobaan itu hanya karena Ia ingin memperkuat mental dan iman mereka
kepada Allah sajalah.
v
Bersabar,
Hidup adalah
perjuangan, sebagai mana Allah mengatakan yang artinya “tiada dikatakan beriman
sebelum aku coba”. Dalam menghadapi cobaan-cobaan yang penuh dengan problem dan
lika-liku hidup ini, hanya dengan kekuatan dan kemampuan dirilah sehingga dapat
menterapkan kesabaran. Tapi ingat jangan kau lari dari cobaan (perjuangan),
karena cobaan adalah proses menuju pemantapan diri, sekali kau lari bersiaplah
kemurkaan dan kegagalan pasti menghampiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar